Road Trip Sukabumi – Palembang

Ini adalah rencana perjalanan yang tertunda sekian lama. Rencana untuk mengunjungi keluarga teteh yang tinggal di Sumatera Selatan. Akhirnya lebaran Idul Fitri tahun ini rencana itu dilaksanakan.

Perjalanan sengaja menggunakan jalan darat dengan memakai 2 mobil. Alasan yang pertama untuk mendapatkan pengalaman lebih banyak yang tentunya tidak akan didapat jika menggunakan pesawat. Alasan kedua adalah demi efisiensi budget…hehe…tentu saja karena yang akan berangkat sebanyak 14 orang dewasa dan anak-anak.

Awalnya agak keder juga membayangkan harus menempuh perjalanan selama 24 jam non stop. Kebayang penat dan pegalnya di perjalanan selama itu. Tapi… ternyata kekhawatiran tidak terbukti. Perjalanannya tidak bosan sama sekali. Pegal sih iya, tapi sepadan dengan pemandangan dan pengalaman yang didapat.

Perjalanan diawali dari Sukabumi menuju ke pelabuhan Merak, Banten. Dan kemudian menyebrang ke pelabuhan Bakauheni, Lampung menggunakan kapal feri. Pengalaman pertama nih naik kapal feri di Indonesia. Sebelumnya cuma sekali naik kapal feri di Turki.

Setelah mobil diparkir di dalam kapal, kami menuju ke ruang penumpang di lantai 3. Di area ini ada area tempat duduk di kursi dan juga area lesehan. Kami beristirahat di area lesehan supaya bisa beristirahat dengan lebih nyaman karena waktu itu sudah hampir tengah malam. Disini juga disediakan bantal yang bisa disewa Rp. 3.000 per buah.

Yang lain jalan-jalan keliling melihat-lihat di dalam kapal, terutama anak-anak yang benar-benar restless. Aku sih memilih tiduran saja karena jujur saja rasanya aku kurang nyaman naik kapal laut, rasanya agak pening dan agak ngeri juga karena ombaknya cukup besar sehingga goyangannya di kapal cukup terasa.

19467959_10207328120841065_8241960384727088209_o
Di dalam kapal Feri dalam penyebrangan Bakauheni- Merak
DSCF1894
Parkiran mobil di dalam kapal feri.

Alhamdulillah 2 jam terlewati dengan lancar dan selamat, kami berlabuh di pelabuhan Bakauheni, Lampung. Yeay… first time been in Sumatera!

Kemudian perjalanan panjang menyusuri jalur lintas Sumatera pun dimulai. Kebanyakan yang dilewati adalah hutan, perkebunan kelapa sawit, dan sesekali juga melewati kota-kota kecamatan. Dan alamaaak susahnya dapat sinyal internet!

DSCF1687
Patung nanas yang menjadi icon kota Prabumulih

Dalam perjalanan jarak jauh seperti ini, keberadaan pom bensin terasa sangat penting. Selain fungsi pentingnya untuk mengisi bahan bakar kendaraan juga untuk beristirahat sejenak meluruskan kaki, ke toilet, dan sholat. Yang mengherankan buatku, rasanya saat di rumah jarang kepengen pipis tapi di perjalanan seperti ini rasanya sering sekali kebelet dan itu akan jadi masalah karena tidak semua toilet di pom bensin bersih 😦

DSCF1584
Salah satu pom bensin yang dilewati.

Hampir di setiap pom bensin di sepanjang jalur lintas Sumatera yang kami lewati ada penjual Pop Mie siap seduh. Mungkin karena mayoritas yang lewat jalur ini adalah mereka yang menempuh perjalanan jauh sehingga butuh untuk mengganjal atau menghangatkan perut dengan mie hangat.

19620547_10207324765397181_9137356239356602568_o
Setelah berjam-jam melewati hutan dan perkebunan kelapa sawit, menemui Ind*m*art rasanya membahagiakan dan melegakan…. tapi gak bisa istirahat lama-lama karena dikejar waktu takut kemaleman di hutan yang masih akan dilalui.

Di sepanjang jalan juga banyak terlihat rumah-rumah penduduk dengan bentuk bangunan yang masih mempertahankan arsitektur tradisionalnya. Rumah-rumah 2 tingkat dengan tangga di luar langsung menuju ke balkon di lantai 2.

DSCF1891
Rumah-rumah dengan arsitektur tradisional yang banyak terlihat di sepanjang jalan.

Jalur lintas Sumatera memang benar-benar panjang dan aku bersyukur bahwa walaupun mungkin hanya sekali tapi aku pernah melewatinya. Mobil-mobil dipacu kencang dengan kecepatan antara 80-100 km/jam dan kadang lebih seperti di jalan tol tapi ini bukan jalan tol karena kadang jalannya bergelombang dan berdebu.

Saat berangkat kami melewati jalur lintas timur dan pulang melewati jalur lintas tengah yang lebih ekstrem lagi. Tapi walaupun kadang khawatir dengan masalah keamanan, masih ada kesenangannya karena di pinggir jalan banyak penjual durian jadi kami bisa istirahata sejenak menikmati manisnya buah durian.

DSCF1890DSCF1689